Demokrasi yang diharapkan mampu membawa perubahan pasca terjadinya reformasi membuat rakyat ternyata hanya bisa mengelus dada. Keterbukaa media dan informasi sebagai isyarat negara demokrasi seolah-olah kita melihat keburukan wajah pimpinan elit bangsa. sebuah harapan yang ternyata lebih buruk dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang menyakitkan. kemiskinan yang tak kunjung menurun, minimnya pendidikan yang masih rata-rata 7,5 tahun. tindak kriminalitas yang tinggi dan tindak korupsi seperti hal biasa dalam media.
Saat ini indonesia telah mengalami tiga kali pemilu langsung untuk menentukan presiden sesuai dengan kehendak rakyat akan tetapi faktanya seolah-olah adanya presiden ataupun tidak adanya presiden seolah-olah tidak memiliki pengaruh. biaya pendidikan yang memang harus ditanggung oleh sendiri biaya sembako yang semakin hari semakin meroket harganya. Bagaimana rakyat hari ini hanya bisa berdoa dan pasrah sepertinya.
bangsa Indoesia yang begitu besar dan dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa sepertinya begitu sulit memiliki pemimpin yang sebagai pemimpin umat dan bangsa. Para elit politik yang lupa ataukah mereka seorang penghianat yang asik dengan fasiltas uang rakyat. disatu sisi anak bangsa yang saat ini seolah-olah tidak paham akan peran dan fungsinya sebagai regenerasi kepemimpinan masa yang akan datang disibukan dengan dunia kesenangannya sendiri. lupa akan perjuangan para pendahulu yang berangkat dari penderitaan rakyat atas kedzoliman penjajah. namun itu dianggap hanyalah masa lalu yang seolah-olah lewat begitu saja. sungguh memprihatinkan memang bangsa ini, bangsa yang sedang sakit, bangsa yang harus diobati namun tidak mau untuk diobati.
pergerakan yang dulu berangkat dari kedzaliman sang penjajah berniat untuk selalu ingin lepas dari belenggu penjajah. hal itulah yang diawalai kesadaran akan para pemuda-pemuda yang berjiwa pejuang. niat dan landasan yang benar-benar diperjuangkan dalam hati mereka membuat kuat keyakinan akan suatu kemerdekaan. jika melihat hari ini dimana begitu banyak organisasi masyarakat, kepemudaaan, keagamaan, dan partai politik tak lebih niatannya hanya ada dalam sebuah AD/ART yang mereka buat, tidak mengakar pada jiwa mereka. itulah yang mempermudah mereka tergoyah oleh sebuah godaan untuk kepentingan sendiri. sungguh memprihatinkan.
untuk itu dibutuhkan sebuah kesadaran yang tinggi terhadap suatu generasi muda yang saat ini masih bugar, masih bisa berfikir jernih, masih belum terkontaminasi, dan masih ada iman dalam hati untuk melakukan sebuah perubahan yang memang dilandaskan pada ketidakadilan yang terjadi. saatnya untuk bangun bahwa saat ini bukanlah negara yang menentukan suatu bangsa. saatnya bangsalah yang memang menentukan sebuah negara. dimana sejarah juga telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 atas niatan untuk mengangkat harkat dan mertabat hidup Rakyat Indonesia. begitu pula dalam penentapan dasar indonesia merdeka yang pada 1 Juni 1945 tak ubahnya sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia. 17 Agustus 1945 merupakan sebuah kemerdekaan bangsa yang begitu jelas dalam teks proklamasi "Kami Bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia....." artinya bukan negara yang merdeka tetapi sebuah bangsa Indonesia yang telah lahir 28 oktober untuk menyatakan kebebasannya dalam menentukan nasibnya sendiri. 18 agustus 1945 barulah bangsa membentuk sebuah negara dengan dipilihnya soekaro dan hatta sebagai presiden dan wakil presiden, disahkannya UUD 1945 sebagai konstitusi. yang mana kedua isyarat itu sebagai simbol dimana rakyat, wilayah yang telah ada barulah membentuk pemerintah sebagai syarat adanya negara.
untuk itu dibutuhkan sebuah kesadaran yang tinggi terhadap suatu generasi muda yang saat ini masih bugar, masih bisa berfikir jernih, masih belum terkontaminasi, dan masih ada iman dalam hati untuk melakukan sebuah perubahan yang memang dilandaskan pada ketidakadilan yang terjadi. saatnya untuk bangun bahwa saat ini bukanlah negara yang menentukan suatu bangsa. saatnya bangsalah yang memang menentukan sebuah negara. dimana sejarah juga telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 atas niatan untuk mengangkat harkat dan mertabat hidup Rakyat Indonesia. begitu pula dalam penentapan dasar indonesia merdeka yang pada 1 Juni 1945 tak ubahnya sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia. 17 Agustus 1945 merupakan sebuah kemerdekaan bangsa yang begitu jelas dalam teks proklamasi "Kami Bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia....." artinya bukan negara yang merdeka tetapi sebuah bangsa Indonesia yang telah lahir 28 oktober untuk menyatakan kebebasannya dalam menentukan nasibnya sendiri. 18 agustus 1945 barulah bangsa membentuk sebuah negara dengan dipilihnya soekaro dan hatta sebagai presiden dan wakil presiden, disahkannya UUD 1945 sebagai konstitusi. yang mana kedua isyarat itu sebagai simbol dimana rakyat, wilayah yang telah ada barulah membentuk pemerintah sebagai syarat adanya negara.
Jadi jelas sudah saatnya bangsa yang menentukan sebuah negara, rakyatlah yang menentukan pemerintahan, rakyatlah yang menentukan sebuah negara. bukan nitisumitro, bukan jokowi untuk Indonesia, bukan SBY untuk Indonesia. tapi Indonesia untuk semua, semua untuk Indonesia